Jakarta - Kearifan lokal sebagai budaya masyarakat Indonesia yang Turun temurun adalah pola prilaku dan tatanan nilai yang dilakukan masyarakat yang mempunyai andil besar dalam menjaga lingkungan. Tatanan nilai ini pantas dihargai dengan tetap berorientasi pada keberlangsungan ekosistem yang baik.
Untuk memupuk dan menjaga agar kearifan lokal itu tetap lestari dan masyarakat mengetahui apa apa saja kearifan lokal yang ada, kementeri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama GK Center mengadakan event yang bertajuk "Kearifan Lokal Budaya Menjaga Lingkungan", serta mengadakan acara Ruwatan Negeri dan pagelaran wayang pada hari Sabtu, (16/05) di Taman Mini Indonesia Indah.
Siti Nurbaya - Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan |
Acara ini dibuka secara resmi oleh Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Siti Nurbaya serta turut dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Direktur Utama TMII Bambang Susanto
Dalam sambutannya Ibu menteri LH-K menyatakan “ kearifan lokal selaras dengan program pelestarian alam Indonesia. Kearifan lokal ini pada dasarnya adalah gagasan setempat yang bijaksana, menjadi panutan dan bernilai baik. Kita menjaga negeri ini dengan kekayaan itu,”
Menurutnya, ada empat ciri kearifan lokal.Keempat ciri tersebut antara lain mampu bertahan terhadap budaya asing, mengakomodasikan budaya yang masuk terhadap budaya yang dimiliki, mampu mengintegrasikan kedua budaya tersebut, serta mampu mengendalikan dan memberi arah terhadap apa yang akan terjadi ke depannya.
Ibu menteri juga mencontohkan kearifan lokal yang ada di Indonesia seperti, masyarakat adat Papua memiliki filosofi te aro neweak lako yang berarti alam adalah aku. Sementara itu, masyarakat Bengkulu memiliki prinsip celako kumali, di mana kelestarian lingkungan terwujud dari adanya nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
Disamping itu ibu menteri juga berpesan pada seluruh masyarakat yang hadir untuk terus menerapkan Pancasila dan Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.
Dalam sambutannya Ibu menteri LH-K menyatakan “ kearifan lokal selaras dengan program pelestarian alam Indonesia. Kearifan lokal ini pada dasarnya adalah gagasan setempat yang bijaksana, menjadi panutan dan bernilai baik. Kita menjaga negeri ini dengan kekayaan itu,”
Menurutnya, ada empat ciri kearifan lokal.Keempat ciri tersebut antara lain mampu bertahan terhadap budaya asing, mengakomodasikan budaya yang masuk terhadap budaya yang dimiliki, mampu mengintegrasikan kedua budaya tersebut, serta mampu mengendalikan dan memberi arah terhadap apa yang akan terjadi ke depannya.
Ibu menteri juga mencontohkan kearifan lokal yang ada di Indonesia seperti, masyarakat adat Papua memiliki filosofi te aro neweak lako yang berarti alam adalah aku. Sementara itu, masyarakat Bengkulu memiliki prinsip celako kumali, di mana kelestarian lingkungan terwujud dari adanya nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
Disamping itu ibu menteri juga berpesan pada seluruh masyarakat yang hadir untuk terus menerapkan Pancasila dan Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.