Jakarta Forum - Terungkap Sarang Produksi Narkoba Milik Freddy Budiman Kepolisian berhasil membongkar pengedar narkoba jaringan internasional milik Freddy Budiman. Dalam temuan itu terungkap ada pabrik narkoba di ruko CBD Mutiara Taman Palem Cengkareng, Jakarta Barat.
Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono, mengaku kecolongan. “Memang daerah sini tidak ada pengawasannya, karena kasus ini kita akan melakukan pemantauan dan pengawasan,” ujar Sutarjono, Selasa (14/4).
Menurutnya, ruko yang dijadikan pabrik narkoba oleh Freddy, baru didirikan sekira tiga bulan lalu. Pemilik ruko juga diketahui tidak melapor ke kepolisian setempat. “Saya sering lewat sini, tahunya ini tempat konveksi. Tetapi kan saya memang tidak dapat laporan, karena membuat usaha tidak lapor kepada kepolisian,” lanjutnya.
Dengan adanya kasus ini, Sutarjono berjanji akan menempatkan anggotanya di titik-titik yang sekiranya rawan menjadi tempat peredaran narkoba dan kejahatan. “Kami akan patroli dan tempatkan anggota kami ke tempat yang sekiranya rawan kejahatan dan tindakan ini akan bekerja sama dengan rumah tiga pilar yang kemarin diresmikan,” katanya.
Sementara ditempat terpisah, Kepala Bareskrim Polri, budi Wasesa mengungkapkan bahwa dalam pengungkapan kasus temuan 50.000 butir pil ekstasi, Mabes Polri menemukan jenis-jenis narkoba baru yang diperkenalkan dan siap diedarkan jaringan Freddy.
Narkotika jenis terbaru yang diedarkan Freddy cs adalah jenis CC4. Narkotika jenis CC4 dipilih jaringan Freddy karena mudah dibawa dan sulit terlacak aparat dan polisi.
Narkotika jenis CC4 memiliki beberapa rupa dan bentuk. “Kita kita temukan adalah berbentuk menyerupai sebuah perangko kertas dan makanan ringan. Narkotika jenis CC4 merupakan narkotika jenis baru yang beredar di Eropa. “Di Eropa jenis narkoba ini masih baru, ternyata sudah masuk Indonesia, begitu cepat masuknya” ujar Kabareskrim.
Freddy diduga berencana memproduksi sendiri narkotika jenis CC4 itu di pabrik yang telah disiapkannya di Taman Palem, Komplek CBD blok A2, Cengkareng Jakarta Barat.
Kapolsek Cengkareng Kompol Sutarjono, mengaku kecolongan. “Memang daerah sini tidak ada pengawasannya, karena kasus ini kita akan melakukan pemantauan dan pengawasan,” ujar Sutarjono, Selasa (14/4).
Menurutnya, ruko yang dijadikan pabrik narkoba oleh Freddy, baru didirikan sekira tiga bulan lalu. Pemilik ruko juga diketahui tidak melapor ke kepolisian setempat. “Saya sering lewat sini, tahunya ini tempat konveksi. Tetapi kan saya memang tidak dapat laporan, karena membuat usaha tidak lapor kepada kepolisian,” lanjutnya.
Dengan adanya kasus ini, Sutarjono berjanji akan menempatkan anggotanya di titik-titik yang sekiranya rawan menjadi tempat peredaran narkoba dan kejahatan. “Kami akan patroli dan tempatkan anggota kami ke tempat yang sekiranya rawan kejahatan dan tindakan ini akan bekerja sama dengan rumah tiga pilar yang kemarin diresmikan,” katanya.
Sementara ditempat terpisah, Kepala Bareskrim Polri, budi Wasesa mengungkapkan bahwa dalam pengungkapan kasus temuan 50.000 butir pil ekstasi, Mabes Polri menemukan jenis-jenis narkoba baru yang diperkenalkan dan siap diedarkan jaringan Freddy.
Narkotika jenis terbaru yang diedarkan Freddy cs adalah jenis CC4. Narkotika jenis CC4 dipilih jaringan Freddy karena mudah dibawa dan sulit terlacak aparat dan polisi.
Narkotika jenis CC4 memiliki beberapa rupa dan bentuk. “Kita kita temukan adalah berbentuk menyerupai sebuah perangko kertas dan makanan ringan. Narkotika jenis CC4 merupakan narkotika jenis baru yang beredar di Eropa. “Di Eropa jenis narkoba ini masih baru, ternyata sudah masuk Indonesia, begitu cepat masuknya” ujar Kabareskrim.
Freddy diduga berencana memproduksi sendiri narkotika jenis CC4 itu di pabrik yang telah disiapkannya di Taman Palem, Komplek CBD blok A2, Cengkareng Jakarta Barat.