Social Items

Jasa Ekspedisi
Jakarta Forum - Penjuru 5 Santri ramaikan perfilman Nasional. Awal tahun 2015 perfilman nasional akan bertambah semarak dengan hadirnya sebuah film yang bertema religi dengan nilai-nilai keserdehanaan dalam hidup dan juga akan menghadirkan nuansa alam di Indonesia,  Cahaya Alam Film yang mempersembahkan "Penjuru 5 Santri" Kilau Cahaya di Tengah Belantara karya sutradara Wimbadi JP yang akan tayang mulai tanggal 29 januari 2015 di seluruh bioskop Nusantara.

Film ini dibintangi KH D. Zawawi Imron, Rendy Bragi, Roy Marten. Baron Hermanto, Yatie Surachman, Ferry Salim, Pong Harjatmo, Nocky Ezra, Nurul Shanty, Audrick Ardian, Bowie Putra Mukti, Baron Hermanto, Chandra Sundawa, Iwan Gardiawan.


Film Penjuru 5 Santri ini menceritakan tentang lima sekawan yang semangat menuntut ilmu. Anak-anak itu adalah Sabar, Wahyu, Slamet, dan Sugeng, serta seorang anak gadis, Rahayu. Mereka tinggal di sebuah desa yang masih asri di daerah Yogyakarta, yaitu di Desa Selopamioro, sekitar 40 KM di selatan Yogyakarta. Desa itu benar-benar masih asri, menampilkan nuansa alam pedesaan yang jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk suasana kota.

Bahkan, penduduk desanya pun masih menggunakan tungku api dengan menggunakan kayu bakar untuk memasak, serta sungai dan sendang sebagai sumber utama air yang mereka gunakan untuk kehidupan sehari-hari. Namun, meski tinggal dalam kesederhanaan seperti itu, lima sekawan tersebut tetap memiliki semangat yang sangat tinggi untuk terus menimba ilmu.

Ketika matahari pagi terbit, kelimanya segera bergegas untuk berangkat ke sekolah tanpa menggunakan alas kaki. Perjalanan yang mereka tempuh pun tidaklah mudah, karena harus menyeberangi sungai dan berjalan beberapa kilometer. Kemudian, pada sore harinya, dengan hanya penerangan obor, mereka pun pergi belajar mengaji ke sebuah pondok pesantren yang dipimpin seorang kiai bernama Kiai Landung (D Zawawi Imron) dan Gus Pras (Rendi Bragi).

Pada awalnya, Sabar (Rizqullah Daffa) tidak mendapat izin dari neneknya, Mbah Satir (Yati Surachman), karena harus membantu sang nenek mencari kayu bakar dan rumput untuk kambing. Namun, dengan kesabaran dan kelembutan dari Kiai Landung dalam membujuk Mbah Satir, akhirnya Sabar pun diijinkan untuk pergi mengaji. Pada suatu hari, lima sekawan itu tidak sengaja menemukan gubuk di tengah hutan jati, yang ternyata adalah markas penjahat.

Mereka berusaha mengetahui identitas para penjahat itu, dan kemudian melaporkannya pada Kyai Landung dan kepala desa. Berbagai kejadian tak terduga pun mereka alami. Namun, ketika itu Sabar harus kehilangan neneknya karena meninggal. Dia pun tinggal bersama Kiai Landung di pondok pesantren. Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa menarik lainnya yang mereka temukan. Hidayat Nur

Penjuru 5 Santri ramaikan perfilman Nasional

New Jakarta Forum
Jakarta Forum - Penjuru 5 Santri ramaikan perfilman Nasional. Awal tahun 2015 perfilman nasional akan bertambah semarak dengan hadirnya sebuah film yang bertema religi dengan nilai-nilai keserdehanaan dalam hidup dan juga akan menghadirkan nuansa alam di Indonesia,  Cahaya Alam Film yang mempersembahkan "Penjuru 5 Santri" Kilau Cahaya di Tengah Belantara karya sutradara Wimbadi JP yang akan tayang mulai tanggal 29 januari 2015 di seluruh bioskop Nusantara.

Film ini dibintangi KH D. Zawawi Imron, Rendy Bragi, Roy Marten. Baron Hermanto, Yatie Surachman, Ferry Salim, Pong Harjatmo, Nocky Ezra, Nurul Shanty, Audrick Ardian, Bowie Putra Mukti, Baron Hermanto, Chandra Sundawa, Iwan Gardiawan.


Film Penjuru 5 Santri ini menceritakan tentang lima sekawan yang semangat menuntut ilmu. Anak-anak itu adalah Sabar, Wahyu, Slamet, dan Sugeng, serta seorang anak gadis, Rahayu. Mereka tinggal di sebuah desa yang masih asri di daerah Yogyakarta, yaitu di Desa Selopamioro, sekitar 40 KM di selatan Yogyakarta. Desa itu benar-benar masih asri, menampilkan nuansa alam pedesaan yang jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk suasana kota.

Bahkan, penduduk desanya pun masih menggunakan tungku api dengan menggunakan kayu bakar untuk memasak, serta sungai dan sendang sebagai sumber utama air yang mereka gunakan untuk kehidupan sehari-hari. Namun, meski tinggal dalam kesederhanaan seperti itu, lima sekawan tersebut tetap memiliki semangat yang sangat tinggi untuk terus menimba ilmu.

Ketika matahari pagi terbit, kelimanya segera bergegas untuk berangkat ke sekolah tanpa menggunakan alas kaki. Perjalanan yang mereka tempuh pun tidaklah mudah, karena harus menyeberangi sungai dan berjalan beberapa kilometer. Kemudian, pada sore harinya, dengan hanya penerangan obor, mereka pun pergi belajar mengaji ke sebuah pondok pesantren yang dipimpin seorang kiai bernama Kiai Landung (D Zawawi Imron) dan Gus Pras (Rendi Bragi).

Pada awalnya, Sabar (Rizqullah Daffa) tidak mendapat izin dari neneknya, Mbah Satir (Yati Surachman), karena harus membantu sang nenek mencari kayu bakar dan rumput untuk kambing. Namun, dengan kesabaran dan kelembutan dari Kiai Landung dalam membujuk Mbah Satir, akhirnya Sabar pun diijinkan untuk pergi mengaji. Pada suatu hari, lima sekawan itu tidak sengaja menemukan gubuk di tengah hutan jati, yang ternyata adalah markas penjahat.

Mereka berusaha mengetahui identitas para penjahat itu, dan kemudian melaporkannya pada Kyai Landung dan kepala desa. Berbagai kejadian tak terduga pun mereka alami. Namun, ketika itu Sabar harus kehilangan neneknya karena meninggal. Dia pun tinggal bersama Kiai Landung di pondok pesantren. Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa menarik lainnya yang mereka temukan. Hidayat Nur

Konsultan HRD
Konsultan SDM
Top Negin Saffron
Penjuru 5 Santri ramaikan perfilman Nasional