Social Items

Jasa Ekspedisi
Jakarta - Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) Padukan Pelajaran Bahasa Inggris dan Sejarah Dalam Teater, Siswa Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) sukses mengadakan pementasan teater berjudul Pagi Bening karya Serafin dan Joaquin Avarez Quintero, Senin (16/6). Pementasan di tahun ini berhasil diadakan di gedung Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Berbeda dengan yang biasa ditampilkan siswa sekolah pada umumnya, pementasan ini menampilkan sesuatu yang berbeda dengan memadukan pelajaran bahasa inggris dan sejarah. Menurut Igor Panggabean, siswa kelas 11, di pementasan tersebut dia dapat mengenal sejarah dengan lebih mudah. Sedangkan dialog bahasa Inggris yang cukup dikuasainya, semakin mendukung untuk menyelami peran yang dia mainkan.


"Dengan dialog bahasa Inggris, saya justru terbantu merasakan kehidupan orang di masa Batavia dulu," tutur murid yang baru sekali naik panggung ini.

Sang sutradara, Pradana Setya Kusuma, mengatakan naskah tersebut mengalami perubahan setting dari cerita aslinya di negara si pengarang, Serafin dan Joaquin Avarez Quintero, yaitu di Spanyol. Namun olehnya, setting yang berada di Valencia diubah menjadi Batavia agar memudahkannya dalam memadukan pelajaran bahasa Inggris dan sejarah dalam teater. Sebagai sutradara yang juga merangkap guru, dia diharapkan mampu mengembangkan seni teater yang komplit untuk pengembangan ilmu yang telah didapat para murid di sekolah.

"Kami sengaja menghadirkan setting Batavia pada awal abad 19, dimana Indonesia masih dijajah Inggris. Tujuannya agar dapat memadukan bahasa Inggris dan sejarah secara kontekstual  tanpa terkesan dipaksakan," ujar pria yang pernah pentas di Malaysia dan Singapura ini.

Pementasan ini mengisahkan tentang kakek dan nenek yang tidak saling kenal bertengkar karena berebut kursi taman. Siapa sangka dulunya orang berusia lanjut ini adalah sepasang kekasih yang harus terpisahkan oleh nasib.

Tahun ini panggung GBB disebutnya menjadi yang perdana digunakan siswa SPM untuk pentas, setelah sebelumnya rutin mengadakan di gedung Usmar Ismail.

"Ini adalah komitmen kami bagi para murid murid, untuk memaksimalkan teater sebagai pendukung pendidikan yang terintegrasi yaitu dengan menggunakan gedung yang lebih representatif," tutupnya

Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) Padukan Pelajaran Bahasa Inggris dan Sejarah Dalam Teater

New Jakarta Forum
Jakarta - Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) Padukan Pelajaran Bahasa Inggris dan Sejarah Dalam Teater, Siswa Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) sukses mengadakan pementasan teater berjudul Pagi Bening karya Serafin dan Joaquin Avarez Quintero, Senin (16/6). Pementasan di tahun ini berhasil diadakan di gedung Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Berbeda dengan yang biasa ditampilkan siswa sekolah pada umumnya, pementasan ini menampilkan sesuatu yang berbeda dengan memadukan pelajaran bahasa inggris dan sejarah. Menurut Igor Panggabean, siswa kelas 11, di pementasan tersebut dia dapat mengenal sejarah dengan lebih mudah. Sedangkan dialog bahasa Inggris yang cukup dikuasainya, semakin mendukung untuk menyelami peran yang dia mainkan.


"Dengan dialog bahasa Inggris, saya justru terbantu merasakan kehidupan orang di masa Batavia dulu," tutur murid yang baru sekali naik panggung ini.

Sang sutradara, Pradana Setya Kusuma, mengatakan naskah tersebut mengalami perubahan setting dari cerita aslinya di negara si pengarang, Serafin dan Joaquin Avarez Quintero, yaitu di Spanyol. Namun olehnya, setting yang berada di Valencia diubah menjadi Batavia agar memudahkannya dalam memadukan pelajaran bahasa Inggris dan sejarah dalam teater. Sebagai sutradara yang juga merangkap guru, dia diharapkan mampu mengembangkan seni teater yang komplit untuk pengembangan ilmu yang telah didapat para murid di sekolah.

"Kami sengaja menghadirkan setting Batavia pada awal abad 19, dimana Indonesia masih dijajah Inggris. Tujuannya agar dapat memadukan bahasa Inggris dan sejarah secara kontekstual  tanpa terkesan dipaksakan," ujar pria yang pernah pentas di Malaysia dan Singapura ini.

Pementasan ini mengisahkan tentang kakek dan nenek yang tidak saling kenal bertengkar karena berebut kursi taman. Siapa sangka dulunya orang berusia lanjut ini adalah sepasang kekasih yang harus terpisahkan oleh nasib.

Tahun ini panggung GBB disebutnya menjadi yang perdana digunakan siswa SPM untuk pentas, setelah sebelumnya rutin mengadakan di gedung Usmar Ismail.

"Ini adalah komitmen kami bagi para murid murid, untuk memaksimalkan teater sebagai pendukung pendidikan yang terintegrasi yaitu dengan menggunakan gedung yang lebih representatif," tutupnya

Konsultan HRD
Konsultan SDM
Top Negin Saffron
Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) Padukan Pelajaran Bahasa Inggris dan Sejarah Dalam Teater