Jakarta Forum - Mengatasi Ancaman Krisis Listrik di Bali. Ancaman krisis listrik di Pulau Dewata. Dapat diatasi dengan kehadiran Pembangunan Fasilitas LNG Receiving Terminal di Kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali.
Dengan tersedianya pasokan LNG, akan memungkinkan tersedianya energi primer untuk menggerakkan pembangkit listrik di Bali. yang merupakan kawasan wisata utama di tanah air ini.
Pembangunan terminal LNG ini akan menggunakan konsep land-base terminal dengan kebutuhan area sekitar 5 Ha di kawasan pelabuhan Benoa. PLTDG (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas) Pesanggaran, berkapasitas 200 MW, sementara ini masih menggunakan BBM sebagai sumber energi untuk pembangkitnya, dengan adanya terminal LNG ini maka program konversi BBM ke Gas dapat dilaksanakan, sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pemerintah.
President Director PT Pertamina Gas (Pertagas), Hendra Jaya di Denpasar, Senin (15/12) dalam rilisnya menjelaskan, Terminal LNG itu kini sedang dalam persiapan pembangunan dan diperkirakan akan beroperasi 2016.
Pasokan LNG dari infrastruktur tersebut nantinya akan mensuplai kebutuhan energi pembangkit listrik milik PT Indonesia Power, anak perusahaan PLN yang terletak di Pesanggaran, Bali. Pembangkit listrik ini merupakan salah satu dari tiga pembangkit yang ada di Bali selain di Gilimanuk dan Pemaron. Pembangkit yang ada di Pesanggaran merupakan pembangkit terbesar di antara ketiganya.
“Pembangunan Terminal LNG ini adalah bentuk sinergi antar BUMN , antara Pertamina yang diwakili Pertagas, Pelindo III, dan Indonesia Power sebagai user LNG, dan dengan Pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah sebagai komitmen mewujudkan infrastruktur yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
Sinergi ini, lanjut Hendra Jaya merupakan bagian dari upaya Pemerintah melakukan konversi BBM ke gas. Melalui konversi ini, selain akan mengurangi ketergantungan penggunaan BBM bagi pembangkit, juga penghematan keuangan negara, terutama dalam penyediaan energi, termasuk energi bersih bagi pembangkit di Bali. Hidayat Nur/Jakarta Forum
Dengan tersedianya pasokan LNG, akan memungkinkan tersedianya energi primer untuk menggerakkan pembangkit listrik di Bali. yang merupakan kawasan wisata utama di tanah air ini.
Pembangunan terminal LNG ini akan menggunakan konsep land-base terminal dengan kebutuhan area sekitar 5 Ha di kawasan pelabuhan Benoa. PLTDG (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas) Pesanggaran, berkapasitas 200 MW, sementara ini masih menggunakan BBM sebagai sumber energi untuk pembangkitnya, dengan adanya terminal LNG ini maka program konversi BBM ke Gas dapat dilaksanakan, sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pemerintah.
President Director PT Pertamina Gas (Pertagas), Hendra Jaya di Denpasar, Senin (15/12) dalam rilisnya menjelaskan, Terminal LNG itu kini sedang dalam persiapan pembangunan dan diperkirakan akan beroperasi 2016.
Pasokan LNG dari infrastruktur tersebut nantinya akan mensuplai kebutuhan energi pembangkit listrik milik PT Indonesia Power, anak perusahaan PLN yang terletak di Pesanggaran, Bali. Pembangkit listrik ini merupakan salah satu dari tiga pembangkit yang ada di Bali selain di Gilimanuk dan Pemaron. Pembangkit yang ada di Pesanggaran merupakan pembangkit terbesar di antara ketiganya.
“Pembangunan Terminal LNG ini adalah bentuk sinergi antar BUMN , antara Pertamina yang diwakili Pertagas, Pelindo III, dan Indonesia Power sebagai user LNG, dan dengan Pemerintah, baik tingkat pusat maupun daerah sebagai komitmen mewujudkan infrastruktur yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.
Sinergi ini, lanjut Hendra Jaya merupakan bagian dari upaya Pemerintah melakukan konversi BBM ke gas. Melalui konversi ini, selain akan mengurangi ketergantungan penggunaan BBM bagi pembangkit, juga penghematan keuangan negara, terutama dalam penyediaan energi, termasuk energi bersih bagi pembangkit di Bali. Hidayat Nur/Jakarta Forum