Social Items

Jasa Ekspedisi
Jakarta Forum - IDC Indonesia dan Onno Center Bagikan Ilmu Hacking. UNTUK meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pemanfaatan Teknologi Informasi (TI), Onno Center, menggelar seminar edukasi dengan tema “How to Become a Good Hacker”. Acara yang yang merupakan hasil kerjasama dengan PT. Internetindo Data Centra (IDC) Indonesia ini selain bisa disaksikan secara langsung di Gedung Cyber Lantai 7, Kuningan Barat, Jakarta, juga bisa diikuti secara live streaming melalui web live.idc.co.id.

Menurut CEO PT. IDC Indonesia, Sri Handayani, selama ini orang berpandangan bahwa hacker itu adalah pekerjaan yang buruk karena diidentikkan dengan kegiatan mencuri data dan membobol situs dan jaringan. Padahal, berbeda dengan cracker yang memiliki tujuan jahat, sebaliknya seorang hacker memiliki tujuan untuk mencari celah-celah (hole) dalam sebuah sistem keamanan untuk kemudian memberikan cara kepada pemilik jaringan untuk memperbaiki sistem yang mereka punya.  

Onno W Purbo (Pakar IT). Foto Dok Biskom
Onno W. Purbo, Pakar Internet yang menjadi pembicara dalam seminar kali ini memaparkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan hack. Secara sederhana, peralatan yang diperlukan cukup menggunakan dua notebook dan jaringan kecil atau sebuah notebook dengan mesin virtual. “Untuk melakukan hack, notebook yang digunakan harus terinstal OS Kali Linux ataupun Backtrack terlebih dahulu. Namun untuk kali ini saya menggunakan Kali Linux yang sebetulnya tidak jauh berbeda dengan Backtrack,” jelas Onno.

 Untuk mendapatkan OS Kali Linux, disebutkan Onno bisa diunduh melalui situsnya di www.kali.org dan Backtrack di www.backtrack-linux.org. Ia juga merekomendasikan situs www.vulnhub.com dan www.computersecuritystudent.com sebagai contekan untuk mengetahui langkah-langkah memasuki server. “Kali Linux merupakan OS yang dirancang untuk penetrasi serangan sehingga meskipun berbasiskan Linux tetapi memiliki kelebihan pada kategori, yang tidak dimiliki oleh OS Linux biasanya,” ucap Onno.

 Kategori tersebut merupakan rancangan untuk melakukan penetrasi serangan yang meliputi Information Gathering, Vulnerability Analysis, Web Application, Password Attack, Wireless Attack, Exploitation Tools, Sniffing/Spoofing, Maintaining Access, Reverse Engineering, Stress Testing, Hardware Hacking, Forensics, Reporting Tools dan System Services. Dari masing-masing kategori ada key dan tool-tools-nya tersendiri. Selain itu ada sepuluh security tools yang biasa digunakan untuk melakukan serangan yaitu Aircrack, Burpsuite, Hydra, John, Maltego, Metasploit Framework, Nmap, Owasp-zap dan Wireshark.

Dijelaskan Onno, sebelum melakukan penetrasi serangan diperlukan mengumpulkan informasi dari yang ingin diserang. Untuk menganalisa web atau evaluasi sasaran bisa menggunakan burbsuite dan untuk menjebol password secara online menggunakan Hydra dan secara offline menggunakan John. Sedangkan untuk scanner network atau port menggunakan Nmap dan dalam melakukan penyadapan untuk mempelajari protocol jaringan bisa menggunakan Wireshark. “Harus diingat, perlu kehati-hatian dalam melakukan scanner network karena bila ketahuan, bisa terjerat 6 tahun hukuman penjara atau denda Rp.600 juta,” kata Onno mengingatkan.

Onno juga menyampaikan pentingnya memberikan pendidikan hacking karena mereka inilah yang akan memegang peranan penting dalam pertahanan dan mengamankan sebuah sistem. “Bilaseseorang mampu meretas suatu sistem atau server, maka orang tersebut akan tahu bagaimana caranya membuat sebuah pertahanan cyber. Jadi kalau mau ahli di security, maka terlebih dahulu harus tahu cara kerja hacker itu seperti apa,” ungkapnya. JakartaForum

IDC Indonesia dan Onno Center Bagikan Ilmu Hacking

New Jakarta Forum
Jakarta Forum - IDC Indonesia dan Onno Center Bagikan Ilmu Hacking. UNTUK meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pemanfaatan Teknologi Informasi (TI), Onno Center, menggelar seminar edukasi dengan tema “How to Become a Good Hacker”. Acara yang yang merupakan hasil kerjasama dengan PT. Internetindo Data Centra (IDC) Indonesia ini selain bisa disaksikan secara langsung di Gedung Cyber Lantai 7, Kuningan Barat, Jakarta, juga bisa diikuti secara live streaming melalui web live.idc.co.id.

Menurut CEO PT. IDC Indonesia, Sri Handayani, selama ini orang berpandangan bahwa hacker itu adalah pekerjaan yang buruk karena diidentikkan dengan kegiatan mencuri data dan membobol situs dan jaringan. Padahal, berbeda dengan cracker yang memiliki tujuan jahat, sebaliknya seorang hacker memiliki tujuan untuk mencari celah-celah (hole) dalam sebuah sistem keamanan untuk kemudian memberikan cara kepada pemilik jaringan untuk memperbaiki sistem yang mereka punya.  

Onno W Purbo (Pakar IT). Foto Dok Biskom
Onno W. Purbo, Pakar Internet yang menjadi pembicara dalam seminar kali ini memaparkan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan hack. Secara sederhana, peralatan yang diperlukan cukup menggunakan dua notebook dan jaringan kecil atau sebuah notebook dengan mesin virtual. “Untuk melakukan hack, notebook yang digunakan harus terinstal OS Kali Linux ataupun Backtrack terlebih dahulu. Namun untuk kali ini saya menggunakan Kali Linux yang sebetulnya tidak jauh berbeda dengan Backtrack,” jelas Onno.

 Untuk mendapatkan OS Kali Linux, disebutkan Onno bisa diunduh melalui situsnya di www.kali.org dan Backtrack di www.backtrack-linux.org. Ia juga merekomendasikan situs www.vulnhub.com dan www.computersecuritystudent.com sebagai contekan untuk mengetahui langkah-langkah memasuki server. “Kali Linux merupakan OS yang dirancang untuk penetrasi serangan sehingga meskipun berbasiskan Linux tetapi memiliki kelebihan pada kategori, yang tidak dimiliki oleh OS Linux biasanya,” ucap Onno.

 Kategori tersebut merupakan rancangan untuk melakukan penetrasi serangan yang meliputi Information Gathering, Vulnerability Analysis, Web Application, Password Attack, Wireless Attack, Exploitation Tools, Sniffing/Spoofing, Maintaining Access, Reverse Engineering, Stress Testing, Hardware Hacking, Forensics, Reporting Tools dan System Services. Dari masing-masing kategori ada key dan tool-tools-nya tersendiri. Selain itu ada sepuluh security tools yang biasa digunakan untuk melakukan serangan yaitu Aircrack, Burpsuite, Hydra, John, Maltego, Metasploit Framework, Nmap, Owasp-zap dan Wireshark.

Dijelaskan Onno, sebelum melakukan penetrasi serangan diperlukan mengumpulkan informasi dari yang ingin diserang. Untuk menganalisa web atau evaluasi sasaran bisa menggunakan burbsuite dan untuk menjebol password secara online menggunakan Hydra dan secara offline menggunakan John. Sedangkan untuk scanner network atau port menggunakan Nmap dan dalam melakukan penyadapan untuk mempelajari protocol jaringan bisa menggunakan Wireshark. “Harus diingat, perlu kehati-hatian dalam melakukan scanner network karena bila ketahuan, bisa terjerat 6 tahun hukuman penjara atau denda Rp.600 juta,” kata Onno mengingatkan.

Onno juga menyampaikan pentingnya memberikan pendidikan hacking karena mereka inilah yang akan memegang peranan penting dalam pertahanan dan mengamankan sebuah sistem. “Bilaseseorang mampu meretas suatu sistem atau server, maka orang tersebut akan tahu bagaimana caranya membuat sebuah pertahanan cyber. Jadi kalau mau ahli di security, maka terlebih dahulu harus tahu cara kerja hacker itu seperti apa,” ungkapnya. JakartaForum

Konsultan HRD
Konsultan SDM
Top Negin Saffron
IDC Indonesia dan Onno Center Bagikan Ilmu Hacking