Jakarta Forum - Menjaga Rasa Persatuan, Akbar Tandjung Dirikan Sekolah Kepemimpinan Politik Bangsa. Salah satu tokoh perpolitikan tanah air Akbar Tanjung membuka Sekolah Kepemimpinan Politik Bangsa di Pancoran Jakarta Selatan (3/5). Di bukanya sekolah ini merupakan bentuk kepeduliannya terhadap dinamika perpolitikan tanah air, yang menurutnya berpotensi menggerus rasa persatuan bangsa.
Menurutnya rasa persatuan bangsa saat ini selalu diuji dengan pergolakan yang memprihatinkan. Padahal aspek persatuan bangsa merupakan hal vital menjaga keberlangsungan bangsa Indonesia. "Ini sangat penting, dalam situasi sekarang" tutur Akbar.
Menurutnya rasa persatuan bangsa saat ini selalu diuji dengan pergolakan yang memprihatinkan. Padahal aspek persatuan bangsa merupakan hal vital menjaga keberlangsungan bangsa Indonesia. "Ini sangat penting, dalam situasi sekarang" tutur Akbar.
Untuk itulah sekolah ini hadir dengan tujuan memelihara dan menjaga rasa persatuan. Sekolah ini didirikan bertujuan untuk merawat bangsa, sebab bangsa itu sering terancam," tambahnya.
Akbar pun menyampaikan bahwa untuk mendukung mutu para anak didiknya, sekolah ini akan dibimbing oleh tim pengajar oleh tokoh tokoh bangsa mumpuni, diantaranya, Mahfud MD, Ketua MK pertama Jimly Asshiddiqie, ekonom Didik J Rachbini hingga rohaniawan sekaligus filusuf, Franz Magnis Suseno dan lain sebagainya.
Tak lupa Akbar pun menjelaskan para peserta didik sekolah ini adalah mereka yang berkecimpung pada organisasi organisasi politik, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Persatuan Mahasiswa Kontemporari Islam (PMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Namun sayangnya pendirian sekolah ini terbilang masih minim sarana ruang kelas. Hanya satu ruang kelas yang tersedia. Sedangkan daya tampung peserta didik diketahui berkisar 20 murid. (ef)
Akbar pun menyampaikan bahwa untuk mendukung mutu para anak didiknya, sekolah ini akan dibimbing oleh tim pengajar oleh tokoh tokoh bangsa mumpuni, diantaranya, Mahfud MD, Ketua MK pertama Jimly Asshiddiqie, ekonom Didik J Rachbini hingga rohaniawan sekaligus filusuf, Franz Magnis Suseno dan lain sebagainya.
Tak lupa Akbar pun menjelaskan para peserta didik sekolah ini adalah mereka yang berkecimpung pada organisasi organisasi politik, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Persatuan Mahasiswa Kontemporari Islam (PMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Namun sayangnya pendirian sekolah ini terbilang masih minim sarana ruang kelas. Hanya satu ruang kelas yang tersedia. Sedangkan daya tampung peserta didik diketahui berkisar 20 murid. (ef)