Jakarta - Rembug Warga Sebagai Bentuk Keterbukaan Pimpinan Terhadap Warga Atma Jaya. Keterbukaan menerima evaluasi adalah ciri positif untuk maju. Itulah yang diterapkan oleh pimpinan terhadap warga Atma Jaya. Dalam rangka Ulang Tahun ke-55 atau Lustrum XI, Atma Jaya mengadakan acara Rembug Warga (1/7), yaitu ajang bagi segenap karyawan untuk memberikan kritikan, saran, dan masukan bagi pimpinan atau pembuat keputusan Universitas, terkait proses dan sistem organisasi yang sedang berjalan.
“Unika Atma Jaya akan membangun kampus yang baru seluas 20 hektar di wilayah Tangerang, bisakah dijelaskan tahapan kepindahannya terutama terkait dengan sarana dan prasarana? Dikarenakan aktivitas perkuliahan tidak hanya di kelas tetapi juga melakukan praktik di laboratorium,” tanya Dr. Kristianto Halomoan, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum yang ingin mengetahui rencana kepindahan kampus dari Semanggi di pusat kota Jakarta, ke Bumi Serpong Damai, Tangerang, di propinsi Banten yang jarak tempuhnya satu jam dari pusat kota.
“Unika Atma Jaya akan membangun kampus yang baru seluas 20 hektar di wilayah Tangerang, bisakah dijelaskan tahapan kepindahannya terutama terkait dengan sarana dan prasarana? Dikarenakan aktivitas perkuliahan tidak hanya di kelas tetapi juga melakukan praktik di laboratorium,” tanya Dr. Kristianto Halomoan, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum yang ingin mengetahui rencana kepindahan kampus dari Semanggi di pusat kota Jakarta, ke Bumi Serpong Damai, Tangerang, di propinsi Banten yang jarak tempuhnya satu jam dari pusat kota.
karyawan, dosen, dan mahasiswa Atma Jaya |
Pertanyaan ini ditanggapi positif oleh Prof. Dr. Ir. M.M. Lanny W. Pandjaitan, M.T., selaku Rektor Unika Atma Jaya, bahwa tahapan kepindahan Universitas dilakukan serentak dengan pembangunan sarana dan prasarananya, seperti kepindahan Fakultas Teknobiologi akan dilakukan ketika laboratorium telah siap digunakan. Sehingga, aktivitas perkuliahan bisa langsung terpusat di Tangerang.
Begitu pula dengan dr. Rr Josephine Retno Widayanti, dokter sekaligus pengajar spesialis saraf di Fakultas Kedokteran menyatakan pendapat, “Saat ini gedung Rumah Sakit Atma Jaya sedang proses renovasi dan pembangunan. Hal ini menunjukkan pertumbuhan sumber daya yang berkarya akan semakin banyak. Maka, perlu semakin intesif dalam menjalin komunikasi internal. Misalnya, dua minggu sekali diadakan pertemuan antara pihak yayasan, rektorat, pimpinan di Fakultas Kedokteran dan kepala departemen. Sehingga, jika ada masalah bisa segera diberi solusi.”
Berbagai pertanyaan dan masukan yang dilontarkan oleh para warga Unika Atma Jaya yang terdiri dari karyawan, dosen, dan mahasiswa ini diterima oleh pimpinan dan menjadi bahan evaluasi untuk penentuan kebijakan selanjutnya yang lebih baik. Warga memberikan masukan berupa sarana dan prasarana, budaya organisasi, hingga proses pekerjaan agar lebih efektif dan efisien. (HN)
Begitu pula dengan dr. Rr Josephine Retno Widayanti, dokter sekaligus pengajar spesialis saraf di Fakultas Kedokteran menyatakan pendapat, “Saat ini gedung Rumah Sakit Atma Jaya sedang proses renovasi dan pembangunan. Hal ini menunjukkan pertumbuhan sumber daya yang berkarya akan semakin banyak. Maka, perlu semakin intesif dalam menjalin komunikasi internal. Misalnya, dua minggu sekali diadakan pertemuan antara pihak yayasan, rektorat, pimpinan di Fakultas Kedokteran dan kepala departemen. Sehingga, jika ada masalah bisa segera diberi solusi.”
Berbagai pertanyaan dan masukan yang dilontarkan oleh para warga Unika Atma Jaya yang terdiri dari karyawan, dosen, dan mahasiswa ini diterima oleh pimpinan dan menjadi bahan evaluasi untuk penentuan kebijakan selanjutnya yang lebih baik. Warga memberikan masukan berupa sarana dan prasarana, budaya organisasi, hingga proses pekerjaan agar lebih efektif dan efisien. (HN)