Social Items

Jasa Ekspedisi

Jakarta Forum - Indonesia Diwakili Dua Finalis 

Kompetisi Untuk Transparansi Pemerintahan Berlangsung  di Jakarta. Global Innovation Competition 2015 mulai berlangsung di Jakarta. Sepuluh inovator dari seluruh dunia berlomba meraih dana hibah sebesar 300.000 pounsterling. Para pemenang juga akan diberi kesempatan mengubah ide mereka menjadi kenyataan dalam jangka waktu enam bulan dibawah bimbingan para ahli.
Global Innovation Competition (GIC)) diselenggarakan oleh Make All Voices Count (MAVC), suatu inisiatif internasional untuk membangun pemeritahan efektif dan akutabilitas pemerintahan di Asia dan Afrika. MAVC aktif mendorong secara substansial tata kelola pemerintahan demokratis efektif dan akuntabilitas lewat berbagai program, salah satunya adalah GIC. 

Foto Newshub.org


GIC melombakan masalah dan akuntabilitas tata kelola pemerintahan yang berbeda setiap tahun dan menggunakan voting suara publik untuk mengidentifikasi dan memberi skor bagi para peserta dari berbagai negara. Bagi proposal gagsan dan pemohon yang menjanjikan diundang sebagai finalis untuk menghadiri GIC kali ini di Jakarta .

Hibah GIC diberikan kepada peserta dengan ide-ide yang inovatif atau konsep yang terbukti dan teruji. Peserta harus membuktikan bahwa mereka akan melaksanakan ide tersebut di negara-negara Make All Voices Count yaitu Bangladesh, Ghana, Indonesia, Kenya, Liberia, Mozambik, Nigeria, Pakistan, Filipina, Afrika Selatan, Tanzania dan Uganda.

Tema GIC tahun ini mencakup Keterbukaan Legislatif, Tata Kelola Pemerintahan Lokal, Kesetaraan Gender dan Membangun Ketahanan dan Respon Terhadap Krisis Kemanusiaan.  Perusahaan, Pegawai Pemerintah, Yayasan, Lembaga-profits, Lembaga Pendidikan, LSM atau individu bisa menjadi peserta. Peserta tahun lalu pun diizinkan mengikuti kembali kompetisi ini. Peserta dapat menerapkan sebanyak mungkin ide.

Kompetisi ini dimulai dengan ajakan untuk melahirkan solusi penuh teroboson yang menggaungkan suara masyarakat luas dan mendorong pemerintahan yang bersih di Negara-negara Asia dan Afrika. Direktur Inovasi Dausi Were mendorong para peserta untuk ; “Berpikir besar ; berpikir radikal. Melihat masalah dengan cara pandang baru dan mendengarkan permasalahan yang tidak pernah mengemuka!”

Lebih dari 25.000 ide-ide dari publik masuk untuk kompetisi tahun ini. Setelah seleksi dan pemeriksaan tim Make All Voices Count, Jakarta menyambut  dan menjadi tempat berkompetisi bagi 10 finalis. Terpilih dari seluruh dunia.

Juri GIC 2015

Para juri GIC 2015, dipilih dari beragam negara dengan beragam latarbelakang. Para juri dipimpin oleh Sheila Ochugboju, pendiri Africaknows, mantan Chief Communications Officer untuk The African Center for Economic Transformation (ACET). Selain itu ada Chris Kabwato - Director of Highway Africa, aktif di  School of Journalism and Media Studies Rhodes University, Afrika Selatan.

Salah satu juri adalah Jeff Hall – konsultan UNICEF Indonesia. Lalu Tess Briones - Monitoring and Evaluation Officer pada Ateneo School of Government, Philippine. Dari Pakistan, Faisal Chohan seorang entrepreneur teknologi sekaligus innovator, ahli dalam online recruitment. Lalu Dr Shikoh Gitau-Nyagah, Senior Consultant dari Kenya. Onno W. Purbo dari Indonesia dan  Ben Witjes sebagi wakil Hivos, juga masuk jajaran juri GIC 2015.

Indonesia Mengemuka

Dari 10 finalis tahun ini dua berasal dari Indonesia, yaitu : ‘The Volunteer Network Platform on Climate Change Info’ dengan ide penggunaan SMS dan platform berbasis website untuk menciptakan informasi local yang mudah diakses tentang informasi mengenai komunitas yang terkena dampak perubahan suhu di Indonesia. Lalu ‘Women and Youth Development Institute of Indonesia’ dengan ide penggunaan solusi teknologi untuk mendukung dialog berkelanjutan antara pemerintah local dan anggota masyarakat yang berusaha untuk membuat suara mereka diperhatikan dan didengar di wacana politik local Indonesia.

Finalis dari Pakistan, Responsive Governance via Active Youth Engagement, mengusung proyek kerja sama kelompok aktifis muda untuk mengukur dan menetapkan acuanmengenai kinerja pejabat pemerintah serta mengatasi masalah korupsi di Pakistan. Dari Philiphine, Balangay, maju dengan ide disain sistem informasi terbuka yang bertujuan meningkatkan implementasi dan akuntabilitas persiapan bencana, respon dan tindakan pemulihan paska bencana. Wakil Asia lainnya, Bangladesh, mengusung  proyek yang bertujuan membuat kondisi pekerja lebih transparan dan mendorong implementasi dari peraturan terbaru mengenai kondisi kerja di Pakistan.

Sementara itu, Afrika diwakili 5 finalis dari 5 negara. Salah satunya Face2Face  dari Mozambik dengan ide Memperluas Dialog Lokal di Mozambik. Melalui social-media, komunitas radio dan ICT, Face2Face menelusuri pengalaman masyarakat dalam memperoleh informasi sesuai dengan Hukum Informasi Mozambik yang baru. Lalu Afrika Selatan : The Citizen Justice Network (CJN) yang  akan menyelidiki dan menyoroti ketidakadilan yang tidak dilaporkan di daerah pedesaan Afrika Selatan.

Dari Ghana : Action Voices Ghana dengan proyek saluran telpon gratis dalam bahasa local. Action Voices Ghana bertujuan meyakinkan masyarakat untuk berbicara tentang pengalaman mereka mengenai pelayanan pemerintah secara rahasian dan tanpa biasa

Dua wakil Afrika lainnya adalah Kenya  yang diwakili Know Your Rights - M3 Mobile Messaging to the Masses. Tujuan proyek ini adalah menghubungkan masyarakat dengan pemerintahan mereka melalui teknologi-bergerak agar bisa lebih mudah memahami hak-hak mereka dan mengedepankan prioritas untuk mengembangkan akses ke lembaga hukum di Kenya. Terakhir, Nigeria dengan  BudgIT - Tracking Budget in Nigeria States yang lewat situ www.tracka.ng  mengukur kinerja pemerintah di pedesaan dan perkotaan. Proyek ini menyusun data yang relevan dan mudah diakses oleh masyarakat Nigeria sekaligus meningkatkan kemampuan mereka berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan di tingkat lokal.

Dari 13 April hingga 17 April 2015, para finalis di Jakarta bekerja dengan para ahli untuk mempersiapkan presentasi akhir di hadapan juri. Para pemenang akan diumumkan pada Gala Night pada Kamis, 16 April 2015 sekaligus merayakan dan mengapresiasi kerja para finalis lainnya. JF

Kompetisi Untuk Transparansi Pemerintahan Berlangsung di Jakarta

New Jakarta Forum

Jakarta Forum - Indonesia Diwakili Dua Finalis 

Kompetisi Untuk Transparansi Pemerintahan Berlangsung  di Jakarta. Global Innovation Competition 2015 mulai berlangsung di Jakarta. Sepuluh inovator dari seluruh dunia berlomba meraih dana hibah sebesar 300.000 pounsterling. Para pemenang juga akan diberi kesempatan mengubah ide mereka menjadi kenyataan dalam jangka waktu enam bulan dibawah bimbingan para ahli.
Global Innovation Competition (GIC)) diselenggarakan oleh Make All Voices Count (MAVC), suatu inisiatif internasional untuk membangun pemeritahan efektif dan akutabilitas pemerintahan di Asia dan Afrika. MAVC aktif mendorong secara substansial tata kelola pemerintahan demokratis efektif dan akuntabilitas lewat berbagai program, salah satunya adalah GIC. 

Foto Newshub.org


GIC melombakan masalah dan akuntabilitas tata kelola pemerintahan yang berbeda setiap tahun dan menggunakan voting suara publik untuk mengidentifikasi dan memberi skor bagi para peserta dari berbagai negara. Bagi proposal gagsan dan pemohon yang menjanjikan diundang sebagai finalis untuk menghadiri GIC kali ini di Jakarta .

Hibah GIC diberikan kepada peserta dengan ide-ide yang inovatif atau konsep yang terbukti dan teruji. Peserta harus membuktikan bahwa mereka akan melaksanakan ide tersebut di negara-negara Make All Voices Count yaitu Bangladesh, Ghana, Indonesia, Kenya, Liberia, Mozambik, Nigeria, Pakistan, Filipina, Afrika Selatan, Tanzania dan Uganda.

Tema GIC tahun ini mencakup Keterbukaan Legislatif, Tata Kelola Pemerintahan Lokal, Kesetaraan Gender dan Membangun Ketahanan dan Respon Terhadap Krisis Kemanusiaan.  Perusahaan, Pegawai Pemerintah, Yayasan, Lembaga-profits, Lembaga Pendidikan, LSM atau individu bisa menjadi peserta. Peserta tahun lalu pun diizinkan mengikuti kembali kompetisi ini. Peserta dapat menerapkan sebanyak mungkin ide.

Kompetisi ini dimulai dengan ajakan untuk melahirkan solusi penuh teroboson yang menggaungkan suara masyarakat luas dan mendorong pemerintahan yang bersih di Negara-negara Asia dan Afrika. Direktur Inovasi Dausi Were mendorong para peserta untuk ; “Berpikir besar ; berpikir radikal. Melihat masalah dengan cara pandang baru dan mendengarkan permasalahan yang tidak pernah mengemuka!”

Lebih dari 25.000 ide-ide dari publik masuk untuk kompetisi tahun ini. Setelah seleksi dan pemeriksaan tim Make All Voices Count, Jakarta menyambut  dan menjadi tempat berkompetisi bagi 10 finalis. Terpilih dari seluruh dunia.

Juri GIC 2015

Para juri GIC 2015, dipilih dari beragam negara dengan beragam latarbelakang. Para juri dipimpin oleh Sheila Ochugboju, pendiri Africaknows, mantan Chief Communications Officer untuk The African Center for Economic Transformation (ACET). Selain itu ada Chris Kabwato - Director of Highway Africa, aktif di  School of Journalism and Media Studies Rhodes University, Afrika Selatan.

Salah satu juri adalah Jeff Hall – konsultan UNICEF Indonesia. Lalu Tess Briones - Monitoring and Evaluation Officer pada Ateneo School of Government, Philippine. Dari Pakistan, Faisal Chohan seorang entrepreneur teknologi sekaligus innovator, ahli dalam online recruitment. Lalu Dr Shikoh Gitau-Nyagah, Senior Consultant dari Kenya. Onno W. Purbo dari Indonesia dan  Ben Witjes sebagi wakil Hivos, juga masuk jajaran juri GIC 2015.

Indonesia Mengemuka

Dari 10 finalis tahun ini dua berasal dari Indonesia, yaitu : ‘The Volunteer Network Platform on Climate Change Info’ dengan ide penggunaan SMS dan platform berbasis website untuk menciptakan informasi local yang mudah diakses tentang informasi mengenai komunitas yang terkena dampak perubahan suhu di Indonesia. Lalu ‘Women and Youth Development Institute of Indonesia’ dengan ide penggunaan solusi teknologi untuk mendukung dialog berkelanjutan antara pemerintah local dan anggota masyarakat yang berusaha untuk membuat suara mereka diperhatikan dan didengar di wacana politik local Indonesia.

Finalis dari Pakistan, Responsive Governance via Active Youth Engagement, mengusung proyek kerja sama kelompok aktifis muda untuk mengukur dan menetapkan acuanmengenai kinerja pejabat pemerintah serta mengatasi masalah korupsi di Pakistan. Dari Philiphine, Balangay, maju dengan ide disain sistem informasi terbuka yang bertujuan meningkatkan implementasi dan akuntabilitas persiapan bencana, respon dan tindakan pemulihan paska bencana. Wakil Asia lainnya, Bangladesh, mengusung  proyek yang bertujuan membuat kondisi pekerja lebih transparan dan mendorong implementasi dari peraturan terbaru mengenai kondisi kerja di Pakistan.

Sementara itu, Afrika diwakili 5 finalis dari 5 negara. Salah satunya Face2Face  dari Mozambik dengan ide Memperluas Dialog Lokal di Mozambik. Melalui social-media, komunitas radio dan ICT, Face2Face menelusuri pengalaman masyarakat dalam memperoleh informasi sesuai dengan Hukum Informasi Mozambik yang baru. Lalu Afrika Selatan : The Citizen Justice Network (CJN) yang  akan menyelidiki dan menyoroti ketidakadilan yang tidak dilaporkan di daerah pedesaan Afrika Selatan.

Dari Ghana : Action Voices Ghana dengan proyek saluran telpon gratis dalam bahasa local. Action Voices Ghana bertujuan meyakinkan masyarakat untuk berbicara tentang pengalaman mereka mengenai pelayanan pemerintah secara rahasian dan tanpa biasa

Dua wakil Afrika lainnya adalah Kenya  yang diwakili Know Your Rights - M3 Mobile Messaging to the Masses. Tujuan proyek ini adalah menghubungkan masyarakat dengan pemerintahan mereka melalui teknologi-bergerak agar bisa lebih mudah memahami hak-hak mereka dan mengedepankan prioritas untuk mengembangkan akses ke lembaga hukum di Kenya. Terakhir, Nigeria dengan  BudgIT - Tracking Budget in Nigeria States yang lewat situ www.tracka.ng  mengukur kinerja pemerintah di pedesaan dan perkotaan. Proyek ini menyusun data yang relevan dan mudah diakses oleh masyarakat Nigeria sekaligus meningkatkan kemampuan mereka berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan di tingkat lokal.

Dari 13 April hingga 17 April 2015, para finalis di Jakarta bekerja dengan para ahli untuk mempersiapkan presentasi akhir di hadapan juri. Para pemenang akan diumumkan pada Gala Night pada Kamis, 16 April 2015 sekaligus merayakan dan mengapresiasi kerja para finalis lainnya. JF

Konsultan HRD
Konsultan SDM
Top Negin Saffron
Kompetisi Untuk Transparansi Pemerintahan Berlangsung di Jakarta